Human Relations Sara Neyrhiza
D1511091
MA-A
1.Imitasi
Imitasi merupakan suatu proses kognisi untuk
melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan
melibatkan indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi
untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan
gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena
tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang
lain,biasanya ditunjukkan dengan perilaku meniru orang lain.
Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
2.Sugesti
Dalam pengetahuan hipnotis, Sugesti dapat diartikan
secara sederhana sebagai :
“Suatu rangkaian kata-kata, atau kalimat, yang disampaikan dengan cara
tertentu, dan dalam situasi tertentu, sehingga dapat memberikan pengaruh bagi
mereka yang mendengarnya, sesuai dengan maksud & tujuan sugesti tersebut !
“
Dalam pengetahuan umum, Sugesti adalah pengaruh
pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari
orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang
bersangkutan. Karena itu segesti dapat dibedakan :
(1) auto sugesti, yaitu sugesti
terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan.
(2) hetero sugesti,
yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Misal sering seseorang merasa sakit-sakit
saja, walaupun secara obyektif yang bersangkutan dalam keadaan sehat-sehat saja
terapi karena auto-sugesti orang tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat,
maka ia merasa tidak sehat. Contoh untuk hetero sugesti adalah misal dalam
bidang perdagangan, orang mempropagandakan dagangannya sedemikian rupa, hingga
tanpa berfikir lebih lanjut orang termakan propaganda itu, dan menerima saja
apa yang diajukan oleh pedagang yang bersangkutan.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama ) dengan orang
lain. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan
sugesti yang pengaruhnya sangat kuat Identifikasi adalah suatu istilah yang
dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam
psikoanalisis. Pengertian lain,identifikasi merupakan imitasi yang mendalam
sehingga ingin menjadi sama dengan pihak lain baik secara di sengaja maupun
tidak disengaja.
Contoh anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya
terhadap orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan mengabil oper
sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat
identifikasi itu. Dalam proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita,
sikap dan sebagainyadari orang tua sedapat mungkin dijadikan norma-norma,
sikap-sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal
tersebut dalam perilaku sehari-hari.
4. Empati
Empati berasal dari bahasa Yunani
εμπάθεια yang berarti “ketertarikan fisik”. Sehingga dapat didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan
perasaan orang lain. Empati dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa yang merasa
iba melihat penderitaan orang lain dan terdorong dengan kemauan sendiri untuk
menolongnya tanpa mempersoalkan perbedaan latar belakang agama, budaya,
bahasa, kebangsaan, etnik, golongan dan sebagainya. (Abuddin Nata) Empati
sering disebut-sebut sebagai resonansi dari perasaan. Secara fisika berarti
ikut bergetarnya suatu benda karena persamaan frekuensi. Dengan empati,
seseorang akan membuat frekuensi perasaan dalam dirinya sama dengan frekuensi
perasaaan yang dirasakan orang lain. Sehingga ia turut bergetar, turut
memahami, sekaligus merasakan apa yang dirasakan orang lain. Karena pikiran,
kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang
yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain.
5. Simpati
Simpati kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran dan keinginan orang
lain. Namun karena melibatkan perasaan, seringkali penilaiannya menjadi
subyektif. Sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita
orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung
apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak
terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan
pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap,
penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang
tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.
Dalam penggunaan umum, simpati biasanya membuat pemahaman yang dikenal
tentang ketidakbahagiaan lain atau penderitaan, terutama ketika kesedihan.
Simpati juga dapat merujuk kepada menyadari lain (positif) emosi juga. Dalam
arti yang lebih luas, dapat merujuk pada pembagian sentimen politik atau
ideologis, seperti dalam frase “seorang simpatisan komunis”. Kata ini berasal
dari συμπάθεια Yunani (sympatheia) [3], dari σύν (syn) “bersama” dan πάθος
(pathos) “gairah”, dalam hal ini “menderita” (dari πάσχω – pascho, “terpengaruh
oleh, untuk menderita “).
From :
http://organisasi.org/unsur-faktor-psikologi
id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial
belajarpsikologi.com › Ilmu Psikologi
good!
BalasHapus